Direktur Pesantren, Basnang Said menjelaskan, MQK Internasional yang di laksanakan di Wajo menjadi wadah penting untuk melestarikan tradisi keilmuan pesantren sekaligus memperkuat jejaring antarnegara.
“Secara resmi, MQK sudah berjalan untuk kali kedelapan, tetapi perdana MQK diselenggarakan secara Internasional, dengan diikuti peserta dari berbagai pondok pesantren di Indonesia, juga dari 10 negara di kawasan Asia Tenggara,” papar Busnang.
Musabaqah dilakukan dengan berbagai tingkatan, dari Ula, Wustho, hingga Aly, para peserta akan bersaing sesuai dengan tingkatan mereka.
Salah satu peserta asal Brunei Darussalam, Mohamed Khairie Bin Mohamed Shalahudeen, turut hadir sebagai narasumber dalam Dialog Media. Ia menyampaikan rasa takzim dan apresiasinya terhadap pelaksanaan MQKI perdana ini.
“Saya sangat bangga bisa menjadi bagian dari MQKI pertama. Semoga ke depan musabaqah seperti ini dapat diselenggarakan juga di negara lain, agar semangat keilmuan kitab turats semakin meluas,” kata Khair.
Sementara, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Agama RI, Kamaruddin Amin menekankan pentingnya peran Indonesia sebagai model kehidupan beragama global. Ia menyoroti kondisi unik etnis Indonesia yang merupakan bangsa yang paling majemuk dan paling plural.
“Secara etnis dan keberagaman, bisa dibilang kita itu sangat plural dan majemuk, namun situasinya sangat aman dan damai. Kita harus bisa menjadi kiblat kehidupan beragama, yang mencerminkan kedamaian dan kerukunan,” cetusnya.
Menurut Sekjen, ini adalah panggilan moral bagi bangsa, di mana dunia ingin menjadikan Indonesia kiblat bagi kehidupan beragama, menunjukkan bagaimana masyarakat dapat hidup rukun di tengah keberagaman.
Ia menyerukan kepada awak media agar bersama-sama menyuarakan bahwa sebagai umat beragama yang baik, semua harus memberikan dampak kepada masyarakat sekitar, “Sebagai Umat Beragama yang baik, kita harus memberikan dampak yang baik juga kepada kehidupan sosial di masyarakat,” ajak Kamaruddin.
Pesan Sekjen Kemenag ini selaras dengan semangat MQK Internasional yang menjadikan Kitab Turats sebagai fondasi utama untuk menyebarkan perdamaian dan mendorong kehidupan beragama yang berdampak positif.
Turut Hadir, Kepala Biro hubungan Masyarakat dan Komunikasi Publik Thobib Al-Ahsyar, Direktur Pesantren Basnang Said, dan juga anggota Dewan Hakim MQKI 2025 Abdul Moqsith, beserta audiens dari media lokal dan nasional. (Red)