Jelajahi

Kategori
Best Viral Premium Blogger TemplatesPremium By Raushan Design With Shroff Templates

Pintu Emas Menggapai Indonesia Emas 2045 Lewat Sekolah Rakyat

Zahar Zha
Minggu, 09 November 2025
Last Updated 2025-11-09T23:05:07Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates
Ketgam :  Jovando Rahian, Pengamat Kebijakan Publik. (Foto: Halosulsel)

HALOSULSEL.COM -- Program Sekolah Rakyat (SR) yang digagas di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto adalah gebrakan transformatif yang harus diapresiasi sebagai kebijakan paling pro-rakyat dalam sejarah pendidikan modern Indonesia. Program ini bukan sekadar menambah jumlah sekolah, melainkan intervensi strategis untuk memutus mata rantai kemiskinan dan mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas tinggi yang menjadi syarat mutlak terwujudnya Indonesia Emas 2045.


Kita semua tahu bahwa pendidikan dasar dan menengah di sekolah negeri sudah gratis. Namun, di lapangan, anak-anak dari keluarga miskin ekstrem masih berhadapan dengan biaya tersembunyi yang mematikan, seperti biaya transportasi, seragam, perlengkapan sekolah, dan yang paling mendasar, biaya makan sehari-hari. Program Sekolah Rakyat hadir dengan konsep sekolah berasrama gratis total—termasuk makan, seragam, buku, dan asrama—sehingga menghilangkan seluruh hambatan finansial tersebut. Ini adalah jawaban faktual dan nyata atas problem putus sekolah yang disebabkan kemiskinan.


Program SR tidak hanya berfokus pada akses, tetapi juga kualitas. Fasilitas yang disediakan di Sekolah Rakyat, seperti yang terlihat pada lokasi rintisan, dirancang setara, bahkan lebih baik, dari sekolah swasta unggulan. Tujuannya jelas: menghilangkan stigma bahwa pendidikan gratis adalah pendidikan kelas dua. Setiap siswa SR dipersiapkan untuk menjadi generasi unggul, ditandai dengan penyediaan laptop pribadi untuk mendukung pembelajaran digital berbasis Learning Management System (LMS), memastikan mereka melek teknologi.


Model pendidikan berasrama memberikan keuntungan unik, yakni penekanan pada pembentukan karakter, kedisiplinan, dan tanggung jawab. Siswa SR (misalnya, seperti di Sentra Handayani atau lokasi SRMA) menjalani jadwal terstruktur, mulai dari ibadah subuh hingga kegiatan belajar dan keasramaan. Hal ini adalah kunci untuk mengubah pola pikir (mindset) anak-anak dari lingkungan ekonomi sulit, menanamkan nilai-nilai yang dibutuhkan untuk sukses, dan membangkitkan rasa percaya diri yang kerap tergerus oleh kondisi ekonomi keluarga.


Keseimbangan gizi adalah fondasi kecerdasan. Sekolah Rakyat mengintegrasikan layanan pendidikan dengan layanan gizi dan kesehatan 24 jam. Hal ini memastikan bahwa faktor malnutrisi dan stunting, yang dapat menghambat potensi kognitif anak, dapat diatasi secara holistik. Anak-anak yang sehat dan berenergi penuh adalah anak-anak yang siap menyerap pelajaran, menjadikan SR sebagai pelengkap vital bagi program Makan Bergizi Gratis (MBG) di jenjang pendidikan lainnya.


Mekanisme seleksi siswa SR patut diacungi jempol karena sangat terukur dan akurat. Siswa diambil dari Desil 1 dan Desil 2 Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) atau Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), dengan prioritas utama bagi keluarga miskin ekstrem, yang divalidasi oleh pendamping Program Keluarga Harapan (PKH). Ini menunjukkan bahwa program ini benar-benar pro-rakyat dan menyasar kelompok yang paling membutuhkan, mencegah salah sasaran yang sering menjadi isu klasik.


Jejak putus sekolah yang tinggi, terutama di jenjang SMP dan SMA, menghasilkan pengangguran terselubung yang tidak memiliki ijazah memadai untuk bersaing di pasar kerja. Dengan menargetkan 500 Sekolah Rakyat, Presiden Prabowo menargetkan angka signifikan untuk mengonversi anak-anak dari keluarga miskin menjadi lulusan berkualitas yang memiliki ijazah dan keterampilan. Ini adalah investasi jangka panjang yang akan memperluas basis kelas menengah Indonesia.


Terlepas dari tantangan logistik dan pengadaan yang diakui oleh pihak pelaksana di daerah rintisan (seperti di Surakarta), semangat para guru dan pemerintah daerah sangat tinggi. Dukungan penuh dari Kementerian/Lembaga terkait, seperti Kemensos dan Kemenkeu (yang perlu mengkaji anggaran agar tidak terjadi duplikasi), menunjukkan adanya sinergi masif antar stakeholder. Optimisme para pendidik SR, yang meyakini program ini akan mengubah mindset peserta didik dari "bukan apa-apa" menjadi "ada apa-apanya," adalah cerminan keberhasilan.


Beberapa pihak mengkhawatirkan SR akan menciptakan sistem pendidikan dua lapis. Pandangan ini keliru. Justru, SR adalah upaya korektif negara untuk menyediakan pendidikan berkualitas tinggi yang sebelumnya hanya bisa diakses oleh kalangan mampu. SR adalah "sekolah elit" gratis bagi si miskin. Presiden menekankan bahwa kualitas pendidikan harus dibenahi menyeluruh, dan SR adalah model percontohan yang menunjukkan bagaimana standar pendidikan unggul seharusnya diterapkan bagi seluruh anak bangsa.


Sekolah Rakyat adalah mercusuar harapan bagi anak-anak Indonesia yang paling rentan. Ini adalah implementasi nyata dari Asta Cita Presiden Prabowo untuk meningkatkan kualitas SDM dan memutus rantai kemiskinan dengan cara yang paling fundamental. Dengan dukungan penuh dari masyarakat, pengawasan yang ketat, dan dedikasi para guru, program Sekolah Rakyat akan menjadi warisan berharga yang memastikan bahwa impian Indonesia Emas 2045 benar-benar menjadi milik setiap anak bangsa, tanpa terkecuali.


*) Disampaikan dalam sebuah diskusi bertajuk "Membangun Generasi Cerdas dan Sehat Menuju Generasi Emas 2045.


Penulis : Jovando Rahian

(Pengamat Kebijakan Publik)

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl

Iklan