Dembele mengungguli wonderkid Barcelona, Lamine Yamal, yang harus puas menempati posisi runner-up meski tetap pulang dengan Kopa Trophy untuk kedua kalinya. Adapun Vitinha menempati posisi ketiga, disusul Mohamed Salah di urutan keempat, dan Raphinha melengkapi lima besar.
Musim Sensasional Dembele
Gelar Ballon d’Or menjadi pelengkap musim luar biasa Dembele bersama PSG. Ia memimpin Les Parisiens meraih quadruple Eropa: Ligue 1, Coupe de France, Liga Champions, dan Piala Super UEFA.
Kontribusinya di Liga Champions sangat vital, dengan torehan 8 gol dan 6 assist, menjadikannya salah satu pemain paling berpengaruh dalam perjalanan PSG menuju juara. Di Ligue 1, Dembele juga tak kalah tajam dengan 21 gol, menyamai rekor top skor liga. Ditambah Trophee des Champions, musim lalu benar-benar menjadi panggung kejayaan sang winger.
Gelar Ballon d’Or ini sekaligus menjadi penegasan bahwa Dembele berhasil bangkit dari bayang-bayang cedera yang sempat menghantam kariernya.
Yamal, Kreator Muda yang Memikat
Meski gagal merebut trofi utama, Lamine Yamal tetap mendapat sorotan berkat kreativitasnya bersama Barcelona. Dalam 31 pertandingan La Liga, ia mencetak 9 gol dan 13 assist, serta menorehkan 138 dribel sukses di level Eropa, menjadikannya dribbler terbaik Benua Biru.
Pemain berusia 18 tahun ini juga mencetak sejarah di Liga Champions sebagai pemain termuda yang mencetak gol dan assist dalam laga fase gugur kontra Benfica.
Statistik keduanya menunjukkan kontras: Dembele lebih unggul dalam produktivitas gol, sementara Yamal menonjol sebagai kreator permainan.
Media Sosial Jadi Arena Debat
Keputusan ini langsung memicu perdebatan panas di media sosial. Banyak yang menilai Dembele pantas, namun tak sedikit pula yang menilai Yamal lebih layak.
Akun @InvertTheWing menulis:
"Selamat, Ousmane Dembele. Fakta bahwa ini bahkan menjadi perdebatan sungguh MENGGELIKAN. Persaingan paling dibuat-buat yang pernah saya lihat."
Sementara akun @UTDTrey mengaitkan kemenangan ini dengan masa lalu Dembele di Barcelona:
"Barca menjual Dembele, lalu dia kembali ke Camp Nou, menghajar mereka 4-1, meraih treble, Liga Champions, dan sekarang Ballon d’Or. Balas dendam manis!"
Namun, sebagian lain mendukung Yamal. Akun @EllisPrivv menegaskan:
"Saya rasa Liga Champions terlalu menentukan pemenang Ballon d’Or. Tidak bisa dibilang Dembele benar-benar lebih baik dari Yamal musim lalu."
Adapun @CFC_Janty menulis singkat:
"Dembele, akhirnya pemenang Ballon d’Or yang layak."
Dembele: Dari “Pasien Cedera” ke Puncak Dunia
Keberhasilan ini juga menandai transformasi Dembele. Dari sosok yang dulu kerap dicap "pasien tetap ruang perawatan", ia kini menjelma jadi pemain terbaik dunia. Bahkan, sisi personalnya ikut mencuri perhatian, mengingat Dembele adalah seorang Muslim yang pernah membangun masjid di Mauritania.
Dengan segala kontroversi dan perdebatan, Ballon d’Or 2025 akan selalu dikenang sebagai tahun di mana Ousmane Dembele keluar dari masa sulit dan berdiri sejajar dengan legenda-legenda sepak bola dunia.
Penulis: Haikal